Diharapkan akan keluar mubaligh-mubaligh yang istiqomah dalam menyiarkan agama Islam yang rahmatan lil ‘alamin
PERKEMBANGAN Mubaligh di Indonesia begitu pesat. Bahkan yang tergabung dalam Majelis Dzikir SBY ‘Nurussalam’, sebagian besar jamaahnya adalah para mubaligh yang terbiasa menyampaikan dakwah. Di kalangan para mubaligh ini timbul ide untuk membentuk perhimpunan. “Alhamdulillah, ide besar ini keluarnya di Mekkah ketika melaksanakan umroh belum lama ini,” ujar Ketua Umum Himpunan Mubaligh-Mubalighah (Himmah) Nurussalam, KH Munahar Muchtar Hs di sela-sela acara pengukuhan Himmah Provinsi Bali, pada Jumat 29 Agustus 2008 lalu.
Pengukuhan yang dilakukan Sekretaris Umum Himmah, KH Muhammad Rifai dengan menyematkan sorban kepada Ketua Himmah Provinsi Bali, Habib Abdul Mutholib bin Hasan, dan berharap kemudian lahir mubaligh-mubaligh yang istiqomah dalam menyiarkan agama Islam yang rahmatan lil ‘alamin. “Sebagaimana kata Himmah yang berarti semangat, diharapkan dengan pengukuhan Himmah Provinsi Bali, perjuangan menyampaikan dakwah berjalan baik. Himmah menimbulkan semangat dalam menyampaikan kebenaran,” tutur Kiai Munahar.
Ia berharap, dai-dai yang berada di Denpasar, Bali bisa saling bersilaturahim dengan dai-dai yang berada di daerah lain melalui pertukaran mubaligh yang dilaksanakan Himmah. “Jangan seperti pepatah katak dalam tempurung. Akibatnya karena merasa paling hebat, ternyata ketika berada di luar kebingungan. Diharapkan melalui Himmah, mubaligh dari Bali bisa ceramah di Jakarta, atau di Kalimantan,” paparnya.
Ditegaskan, ketika masih ada bantuan dari Rabithah Alam Islami pertukaran mubaligh biasa dilakukan. Tapi setelah tidak ada lagi, otomatis program ini terhenti. Melalui Himmah diharapkan bisa dilaksanakan kembali, karena inilah yang diharapkan Ketua Dewan Pembina Majelis Dzikir SBY ‘Nurussalam’, Susilo Bambang Yudhoyono. Beliau berharap melalui Himmah akan timbul dai-dai yang betul-betul menyampaikan kebenaran. Ketika umat Islam difitnah, akan bisa memberikan jawaban yang positif. Jangan sampai para dai terprovokasi yang bisa memecah belah umat.
Ketua Himmah Provinsi Bali, Habib Abdul Mutholib bin Hasan menjelaskan, hidayah dan taufik bila sumbernya dari Allah SWT, ke mana pun larinya pasti menimbulkan pemikiran yang sama dalam kebaikan. “Pada saat yang sama kami pun memiliki pemikiran yang sejalan untuk menghimpun para dai,” jelasnya.
Dijelaskan bahwa suatu ketika dirinya bingung memenuhi undangan dari cabang-cabang, sehingga terpikir untuk menghimpun para dai dalam satu wadah. Dan, karena niatnya baik maka akhirnya terbentuk. “Jika niat kita baik, Insya Allah akan terlaksana. Tetapi bila ada kasak-kusuk dan ingin memecah belah kita, maka skenarionya berasal dari iblis dan itu menjerumuskan kita,” tandas Habib Abdul Mutholib.
Melalui Himmah, lanjutnya, bisa ditingkatkan ketakwaan dan memperbaiki niat. Menyangkut perjalanan dakwah, sebagaimana Rasulullah SAW melepas sahabat Muad bin Jabal yang akan berangkat ke Yaman untuk berdakwah. Baginda Rasul mengatakan,”Wahai Muad, orang-orang menyangka bahwa keluargaku lah yang paling berhak memeroleh kedekatan kepadaku.”
Namun yang lebih mengharukan ketika beliau berpesan, ”Hai Muad, bisa jadi ini pertemuan yang terakhir, tapi aku mohon kehadlirat Allah SWT, semoga suatu saat engkau bisa datang ke masjidku, serta bisa menziarahi makamku.”
Maka menangislah Muad ketika mendengar kalimat perpisahan dari Rasulullah SAW, dan yang mengharukan ketika Rasulullah melanjutkan bahwa yang paling dekat bukan keluarganya, namun yang paling dekat adalah mereka yang bertakwa kepada Allah SWT.
Maka, Habib Abdul Mutholib menambahkan, pembekalan pada acara pengukuhan ini, menandakan bahwa Himmah Provinsi Bali telah resmi untuk melaksanakan kegiatan menghimpun para dai untuk sama-sama menebarkan kehangatan, menebar kesejukan, menebar kedamaian kepada umat Islam, sehingga menjadikan Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Acara yang dimulai dengan pembacaan dzikir dan shalawat dengan iringan musik hadrah ini menjadi semangat baru bagi perkembangan Himmah di provinsi lainnya.